Acara ini didesign karena adanya rasa curiga dan intoleran antar anak bangsa yang memuncak saat peristiwa malapetaka meledaknya bom di Legian pada tgl 12 Oktober 2002. Semua meyakini bahwa malapetaka itu dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki hati damai, minus toleransi dan hidup penuh dengan kecurigaan. Saat itulah masyarakat terhenyak menyadari bahwa pendidikan kedamaian diperlukan dan doa bersama perlu diadakan. Acara ini menjadi wahana pemahaman pluralitas – kebhinekaan, toleransi dan pengupayaan damai secara bersama. Maka masyarakat menciptakan kegiatan Gema Perdamaian ( GP ) ini sejak tahun 2003.
Useful Information
Gema Perdamaian Hari Besar Kita Bersama
Pertanyaan yang sering diajukan
Apakah acara ini untuk peringatan hari meledaknya bom di Kuta?
Tidak, acara ini bukan untuk memperingati meledaknya bom di Kuta, tgl 12 Oktober 2002. Kita mengadakan acara ini pada hari Sabtu terdekat sebelum tanggal 12 Oktober. Ini adalah symbol yang menyiratkan makna bahwa kita harus serba antisipatif apabila kita tidak menginginkan malapetaka kemanusiaan serupa terjadi lagi. Hari Sabtu dipilih agar semakin banyak yang berkesempatan dapat hadir.
Apa sih manfaat doa yang dilakukan bersama-sama?
Doa bukanlah sekedar etika berketuhanan namun doa yang benar akan menimbulkan energi positif sesuai dengan keinginan. Doa perdamaian yang dipanjatkan bersama-sama yang berlatar beragam diyakini akan menghasilkan bulir-bulir energi ke dalam gelombang kosmik yang bermanfaat mengharmoniskan serta menghapus energi buruk akibat pikiran-pikiran, niat atau tindakan angkara murka di atas bumi. Bulir-bulir energi doa pada acara Gema Perdamaian jarang terproduksi jenisnya karena doa dilakukan secara bersama-sama oleh hadirin yang berbeda keberadaannya dan berbeda latar belakangnya.
Siapakah pemrakarsa, pemilik dan panitianya?
Pemrakarsanya adalah kelompok masyarakat serta individu-individu (tak tersebutkan jumlahnya karena terlalu banyak) yang terpanggil dan sadar bahwa acara ini diperlukan sehingga otomatis masyarakatlah pemilik acara Gema Perdamaian. Panitianya adalah mereka yang merasa terpanggil untuk melakukan pelayanan (ngayah). Semua elemen masyarakat, sewajarnya terlibat acara ini tak terkecuali Pemerintah.
Dimana panitia memperoleh dana untuk mendukung acara ini?
Semua dana adalah sumbangan masyarakat serta sebagian adalah peran serta pemerintah. Terima kasih atas sumbangsih masyarakat dan pemerintah. Semoga karmanya berbuah manis.
Apa harapan ke depan terhadap penyelenggaraan Gema Perdamaian?
- Acara ini kita harapkan bisa menjadi tonggak penting dalam kehidupan kita bersama yaitu sebagai pengingat utamanya perdamaian, bahwa kita semua mendambakan damai demi keberlangsungan hidup yang berkeadaban dan untuk diupayakan bersama.
- Acara ini bisa menjadi ikon Bali walau kita harapkan provinsi-provinsi lain di Indonesia membuat yang serupa juga. Acara ini kita harapkan ke depan bisa menjadi semakin besar cakupannya baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Tentu kita harapkan yang paling penting tujuan acara ini dapat tercapai yaitu masyarakat dunia yang damai dan sentausa.
- Acara ini jikalau berhasil kita pertahankan, di masa depan acara ini bisa menjadi hari besar dan hari damai bersama anak cucu kita. Semoga!