Setelah berhasil mengimpun 10 ribu calon peserta dari target 12 ribu peserta, Panitia Suksma Bali khususnya World Clean Up Day (WCUD) mendapat support penuh dari Pemkab Badung. Hal itu terungkap dalam rapat teknis panitia WCUD bersama jajaran pejabat DKPD di Pemkab Badung. Rapat yang dipimpin oleh Kabid Industri Pariwisata Disparda Badung, Ngakan Putu Tri Iriawan itu menyimpulkan Badung mensupport penuh acara bersih-bersih pantai itu.
Ketua panitia Suksma Bali, Yoga Iswara menyatakan, masalah sampah sangat mencoreng citra pariwisata Indonesia. Menurut data, Indonesia adalah penyumbang sampah nomor terbanyak setelah China. Koordinator WCUD, Agung Darma Suyasa menambahkan, 80 % dari sampah yang mencemari laut berasal dari daratan. Untuk itu pihaknya telah menemui pimpinan stakeholders seperti Kopertis Wilayah VIII, PHRI, BHA, BVA, UHA, UHSA, IHGMA, MUDP dan Pemkab Badung sebagai tuan rumah pusat gerakan WCUD. “Kami akan membagi peserta agar merata di semua titik lokasi di seluruh Bali” ujar Darma Suyasa. Khusus Kabupaten Badung, pihaknya menetapkan 7 titik lokasi termasuk Pantai Pandawa sebagaimana usulan Ngakan Tri Iriawan.
Salah satu Steering Committee Suksma Bali, I Made Ramia Adnyana menjelaskan intisari acara Suksma Bali. Pria yang juga wakil Ketua I IHGMA Chapter Bali dan Ketua Departemen Pariwisata di Paiketan Krama Bali ini meminta dukungan all out dari Pemkab Badung agar WCUD 15 September itu sukses. “Mohon dukungan partisipasi seluruh stakeholder untuk menyukseskan WCUD dan Suksma Bali” ujar Ramia Adnyana.
Ia membeberkan bahaya sampah plastik bagi Bali untuk segera ditangani secara serius.
Kabid industri Pariwisata, Ngakan Putu Tri Iriawan mengakui, pariwisata adalah telur emas Bali yang harus dikelola agar bebas sampah plastik. “Wajib hukumnya bagi Pemkab Badung untuk mendukung gerakan kebersihan Badung sebagai obyek pariwisata Bali” kata Ngakan. Pihaknya meminta support masing-masing DKPD agar terlibat dalam WCUD seperti Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Balawista, siswa SD/SMP bahkan pecalang banjar.
Ketua BVA, Drs.Gede “Ricky” Sukarta, MBA menambahkan, Badung perlu membuat regulasi pengelolaan sampah sambil mengubah mindset masyarakat. Bak gayung bersambut, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Badung, Made Widiada setuju harus ada regulasi penanganan sampah agar gerakan ini bisa menjadi kebiasaan. “Saya setuju ada regulasi pengelolaan sampah selain menginventarisir kelompok-kelompok masyarakat yang menangani sampah” ujar Widiada.
Sekjen Paiketan Krama Bali, Jro Mangku Suteja mengusulkan agar dibuat buku pedoman mengolah sampah di seluruh sekolah di Bali. Jro mengaku prihatin karena Bali -yang biasanya nomor 1 pulau terindah – justru saat ini nomor 2 setelah Pulau Jawa.
Begitu pentingnya penanganan sampah para peserta sepakat mengusulkan ke Bupati agar ada teknologi yang mengelola sampah selain menanamkan pola hidup bersih dan sehat. Panitia diminta melibatkan sekeha teruna di masing-masing banjar.