Kedamaian sejati lahir dari kesadaran dalam diri, dan penting untuk menyebarkan rasa damai tersebut ke keluarga, komunitas, hingga seluruh Indonesia dan dunia. Dalam rangka memperingati Gema Perdamaian (GP) ke-22, panitia menyelenggarakan Meditasi Damai pada Minggu, 29 September 2024 di Lapangan Sisi Timur Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.
Acara ini diikuti ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat. Bekerjasama dengan Pasraman Bali Eling Spirit, Meditasi Damai bertujuan untuk melatih kesadaran diri, mensyukuri karunia Tuhan, dan membangkitkan energi cahaya kedamaian yang memancar dari dalam diri untuk disebarkan ke sesama dan seluruh alam semesta.
Koordinator acara, Jro Ratni, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi agenda tahunan penting dalam membangun kesadaran spiritual masyarakat. Dengan diiringi alunan suara gender dan singing bowl, para peserta bermeditasi dengan khusyuk, diarahkan untuk selalu memancarkan kedamaian dari dalam diri ke luar. “Mengenali, merasakan, dan mensyukuri tubuh kita adalah langkah awal untuk memahami alam semesta, menciptakan keharmonisan, dan mencapai tujuan hidup dengan jalan damai,” ujarnya.
Ketua Panitia GP XXII, I Kadek Adnyana, bersama para senior Komunitas Pengayah GP dan aktivis GP yang tiada henti memperjuangkan perdamaian, turut hadir dan memberikan dukungan. Meditasi Damai ini berlangsung dari pukul 18.30 hingga 20.30 Wita, diikuti dengan sharing session mengenai manfaat meditasi serta pengenalan program Gema Perdamaian lainnya, termasuk program bedah rumah dan kegiatan kemanusiaan lainnya.
Yang menarik, salah satu peserta, seorang gadis muslim berjilbab berusia 20 tahun asal Bogor, mengungkapkan rasa syukurnya bisa ikut serta dalam Meditasi Damai ini. “Ini pengalaman pertama saya bermeditasi dan merasakan manfaat luar biasa. Saya menjadi lebih tenang dan penuh rasa syukur,” katanya. Meski baru beberapa bulan tinggal di Bali, ia merasa diterima dengan hangat oleh masyarakat lokal, menunjukkan keramahan dan toleransi khas Bali. “Bali keren banget, toleransinya luar biasa. Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan bapak-bapak dan ibu-ibu di acara ini,” ujarnya.
Jro Ratni, bersama Ketua Komunitas Pengayah GP dan Ketua Yayasan GP, menyampaikan apresiasi kepada semua peserta dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para senior dan aktivis GP yang hadir.
“Setiap partisipasi dan dukungan yang diberikan adalah langkah nyata menuju dunia yang lebih damai,” ujar Kadek Adnyana dengan penuh semangat. Ia mengakhiri dengan seruan, “Salam Damai!” yang disambut pekikan semangat dari para peserta, “Damai Itu Indah, Damai Itu Upaya!”
Guru Dharma, salah satu pendiri GP, menambahkan bahwa gerakan Gema Perdamaian bukanlah untuk memperingati Bom Bali, namun tragedi kemanusiaan 2002 itu dijadikan momentum untuk menggaungkan pesan perdamaian dari Bali untuk dunia.
Damai bukan hanya tujuan, tapi juga perjalanan yang kita upayakan bersama (adn).